piala dunia telah menyihir warga dunia
Sejak memasuki babak penyisihan 16 besar hingga 8 besar lalu babak perempat final dan semi final, pesta sepak bola yang digelar federasi asosiasi sepak bola tingkat internasional (FIFA) dalam kurun empat tahun sekali ini, benar-benar telah menyihir hampir seperempat warga dunia.
Kejuaraan dunia Sepak Bola terbukti mampu menyedot perhatian publik, peminat, penggemar dan pencinta sepak bola di seantero jagad ini. Bagi mereka yang tidak sempat (atau tidak bisa) berkunjung ke Johannesburg, Afrika Selatan, masih bisa menikmati permainan ini di depan layar kaca televisi. Suatu rekor fantastik bagi sebuah agenda bersama yang melibatkan perhatian massa (penonton dan pemirsa) dalam jumlah yang luar biasa besar.
Meski bagi warga di belahan dunia yang lain, seperti Asia, harus cukup puas kalau 'keterlibatan' mereka hanya diwakili oleh kesebelasan Jepang. Atau Ghana dari Afrika dan underdog Paraguay dari Amerika Latin. Sedangkan perwakilan dari Eropa di wakili Jerman, Spanyol dan Belanda.
Sebuah agenda dunia yang berhasil memprovokasi munculnya histeria bagi demikian banyak orang. Mulai dari para petinggi negara yang terseret perhatiannya dari sidang di fora G-20 hingga orang-orang di jalanan, nonton bareng di cafe, di pinggir-pinggir jalan, bahkan juga ke sudut-sudut gang sempit dan lorong-lorong kumuh, nonton bola bareng!
Belum lagi mereka yang dengan setia berkumpul bersama kerabat di rumah-rumah. Rasanya kurang puas , jika tidak ada teriakan, cacian dan makian. Seolah penonton para lebih pintar dari pemain bola. Begitu pula, kini semakin banyak saja bermunculan komentator amatir dengan beragam analisisnya. Mulai dari yang serius hingga yang guyonan. Inilah suasana yang menghangatkan pertemuan dimana orang-orang berkumpul. Ya, dalam pekan-pekan ini, warga dunia seolah tekena demam bola!
Menjelang jam penayangan di layar televisi, jalanan di Ibukota hingga ke pinggiran di Bodetabek (Bogor, Bekasi dan Tangerang) yang biasa selalu macet kini tampak sepi! Lalu lintas terasa lengang. Sementara, sorak sorai, teriakan, celotehan, keluhan dan ledakkan emosi lainnnya terdengar di mana orang-orang berkumpul. Teriakan terasa lebih panas lagi di pasar taruhan!
Sebagian warga memang telah terbius! Histeria massal di lapangan hijau, telah menjalar ke ruang-ruang privat, di rumah-rumah dan keluarga. Tidak saja melibatkan para orang tua, tetapi juga para pemuda dan remaja bahkan hingga ke anak-anak sekalipun! Emosi memang mudah menjalar! Ia tak mengenal suku, agama, ras, warna kulit atau jenis kelamin. The Greatest Match memang menyihir.
Mengapa sepak bola memiliki daya tarik yang kuat? Di sana ada pressure, ada pleasure, ada histeria, ada kekaguman, ada adu kecepatan, ada phisical strengh, ada luapan kegembiraan, sekaligus pula ada kesedihan dan kekecewaa. Bahkan, sumpah serapah, maki-maki, kemarahan, umpatan, hingga dukungan dan acungan jempol, beraduk campur menjadi satu. Wuiiih....rasanya tidak ada pertunjukkan yang bisa melebihi kelengkapan pelibatan emosi yang sedemikian besar selain SEPAK BOLA. Senandung lagu hingga tiupan rerompet, drum dan suara dengungan bak laron atau lebah yang terus-menerus berkumandang sepanjang permainan.
Kejuaraan Sepak bola telah melahirkan bintang-bintang muda yang dipuja-puja para gadis. Kejuaraan dunia sepak bola hanyalah pintu pembuka bagi penghasilan berlimpah setelah mereka bermain di berbagi klub mahal, terkenal dan bergengsi. Ia bisa disorot ribuan kamera televisi dan diulas jutaan lembar surat kabar dan majalah. Dan kejuaran dunia Sepak Bola merupakan arena yang memungkinkan hal itu semua.
Seorang petugas Imigrasi di Bandara Soekarno -Hatta, Cengkareng, Jakarta, suatu ketika sempat terperangah, setelah memeriksa paspor Orang Asing yang ternyata pemain sepak bola asal Eropa. Dalam wawancaranya, sang petugas menanyakan: ''Apa agama Anda?'' Dan sang Pemain bola itu spontan menjawab: ''FOOTBALL!'' katanya tanpa tedeng aling-aling bahkan dengan air muka serius.
He..he..he, kini sebuah permainan telah bisa menukar suatu pengikat jiwa yang bernama agama. Sepak Bola, Foot Ball, Soccer atau apapun sebutannya, kini memang makin menggila. Para pelaku bisnis pun dengan jeli menangkap momentum kejuaraan empat tahunan ini, sebagai ajang promosi, sarana marketing dan direct selling atau sekadar mempertahankan brand image, melalui tayangan berbagai saluran media massa.
Jika dulu, sepakbola hanya dianggap sebagai olahraganya kaum lelaki, maka kini para perempuan pun semakin banyak yang terlibat. Dan malam ini, saya menikmati babak Perempat Final antara Jerman VS Argentina dan menjelang dini hari Paraguay VS Spanyol. Selamat menikmati. Mari kita lupakan sejenak kepenatan kerja atau masalah-masalah yang setiap hari terasa menekan dan mendominir pikiran kita.
Untuk menikmati saluran langsung itu, sekarang ini tidak perlu harus menggunakan saluran TV berbayar (paid TV) yang gratisan (non-paid) pun bisa! Asal siap saja dijejali beragam tayangan iklan! Tetapi tidak usah khawatir, toh remote control ada dalam genggaman tangan Anda. Maka, sebenarnya Anda lah pemilik dari keinginan Anda sendiri. Bukan produser, penjaja iklan atau para penjual barang!
Apa mau dikata, suka atau tidak suka, pesta bola dunia sudah dimulai. Genderang perang sudah ditabuh. Seni menggocek kulit bundar siap diperagakan para kampiun.
Tak perlu jadi peserta atau tuan rumah, kitapun dapat menikmati Piala Dunia tanpa membayar sepeserpun. Hanya bermodal pesawat televisi dan antena UHF, lalu colok ke stop kontak listrik, dijamin para penggila bola bakal terpuaskan dengan atraksi spektakuler empat tahunan.
Demam bola memang melanda dunia. Di mana-mana orang mulai membicarakannya. Hampir dipastikan mereka akan berdecak kagum dengan kepiawaian Lionel Messi. Terkagum-kagum oleh atraksi Cristiano Ronaldo. Atau mata melotot terperangah dengan keindahan gocekan Kaka. Paling tidak, ini jauh lebih positif daripada melotot sembari menelan ludah menyaksikan video erotis Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari.
Tak cuma itu, jutaan apparel, jersey, dan benda-benda memorabilia Piala Dunia menjadi lahan bisnis luar biasa. Stasiun televisi berpesta pora dengan antrian iklan yang berjubel-jubel. Cafe, resto, diskotik, club, sampai warung indomie kaki lima berlomba-lomba memasang layar lebar demi memuaskan dan menarik minat pengunjung.
Belum lagi para bandar judi yang tersenyum-senyum riang melihat pemasukan luar biasa dari para petaruh. Koran dan majalah yang ramai-ramai memuat berita piala dunia menjadi sangat laris. Sang pengusaha media senang, redaktur puas, agen koran tertawa, dan lopernya pun mensyukuri rejeki yang ditangguk.
Mitra bisnis online, sepakbola bukan lagi sekedar olah raga. Tak cuma permainan bal-balan kampung antara dua puluh dua orang yang memperebutkan satu bola. Dia sudah berubah menjadi industri global dengan omzet miliaran dolar.
Coba tengok, berapa orang yang akan diuntungkan dari perhelatan bola ini? Dari panitia, pemain, pelatih, official, wartawan, pemilik hotel, pengrajin bola sepak, penjahit jersey dan apparel, buruh sepatu bola, pengusaha kafe, tukang indomie, pengusaha hiburan, bandar judi, loper koran, dan seterusnya… Silakan Anda tambahkan sendiri.
Pertanyaannya, apakah Anda juga memanfaatkan momen ini untuk mendongkrak pendapatan Anda?
Suka atau tidak suka, demam bola telah melanda masyarakat kita. Tak perlu bermuram durja lantaran prestasi timnas kita yang cuma bisa bermimpi mengikuti putaran final Piala Dunia. Jangan bersedih melihat suporter bola dalam negeri yang entah kapan bisa belajar santun. Tak usah berlama-lama gemas menyaksikan karut-marut PSSI yang lebih sering bersitegang daripada turun tangan menangani sepakbola nasional.
Sudahilah semua itu. Saatnya kita berpesta. Siapkan energi dan stamina sebulan penuh demi menyaksikan sang pesohor bola menyihir dunia. Benahi antena televisi Anda, pastikan segalanya terpasang baik, agar jangan sampai muncul gangguan-gangguan teknis. Tak lupa siapkan cemilan, terompet kemenangan, dan juga sapu tangan penyeka air mata kesedihan. Sekedar jaga-jaga jika tim Anda keok di tengah jalan.
Ngomong-ngomong siapa jagoan Anda di piala dunia ini? Spanyol? Brazil? Argentina? Inggris? Italia? Jerman? Atau Korea Utara? Terus terang, dari dulu saya hanya punya dua jagoan bola. PSSI dan PSIS!
Yang lain? No way!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar